Tanggal 10 September 2011,indonesia kembali dikejutkan peristiwa kerusuhan yang melanda kota ambon. Kota yang sedang membangun kembali jatidirinya yang sempat tercabik-cabik oleh kerusuhan sebelumnya kembali mengalami pergolakan. Sontak peristiwa yang sama tahun 2001 membayangi benak rakyat indonesia secara keseluruhan. Bagaimana tidak, peristiwa yang begitu menghancurkan nadi kehidupan masayarakat maluku tersebut masih jelas terekam dalam ingatan setiap orang. Kerusuhan yang menimbulkan begitu banyak kehancuran, ribuan nayawa melayang, ribuan orang harus mengungsi, belum lagi dampak kejiwaan yang ditmbulkan peristiwa itu sehingga wajar jika rakyat indonesia takut bila kejadian yang sama terulang lagi.
Apa yang sesungguhnya terjadi menjadi tanda tanya besar. Indonesia yang konon terkenal begitu ramah, kerap kali gampang terbakar oleh isu-isu yang berbau kelompok. Inikah gambaran realita bangsa indonesia yang sesungguhnya? Dimana letak keramhatamahan masyarakat indonesia ketika dengan begitu mudahnya mereka membunuh saudaranya sendiri atas nama perbedaan?
Beragam opini coba dilemparkan oleh publik untuk mencari apa yang sesungguhnya terjadi. Dari kepentingan pihak asing sampai konspirasi. Namun, dari beragam opini tersebeut, konspirasi menjadi hal yang paling menarik. Suka tidak suka publik sudah terbiasa dengan teori ini bila menyikapi berbagai peritiwa yang terjadi sebelum peristiwa ambon 10 September 2011 terjadi. Hal ini menjadi lumrah bila melihat berbagai keanehan yang kerapkali muncul di bangsa ini jika ada masalah yang menggoyang pemerintahan. Bila ditelusuri lebih lanjut dari berbagai peristiwa yang terjadi belakangan ini maka konspirasi menjadi sebuah pembenaran. Sudah tidak asing lagi bila pemerintah sedang disorot kinerjanya dan berada dalam posisi tertekan maka akan selalu ada peristiwa kekerasan yang terjadi atas nama perbedaan.
Sungguh ironis jika memang hal itu yang terjadi. Rakyat yang tidak berdosa bahkan tidak mengerti apa-apa harus dikorbankan atas nama kepentingan pribadi. Haruskah nyawa meregang lagi di ambon? Tidakkah mereka iba melihat mimpi-mimpi anak-anak maluku akan kembali tercabut jika kerusuhan kembali meluas? Semoga konspirasi memang bukanlah hal yang sesungguhnya terjadi, melainkan hanya sebuah spontanitas akibat masih adanya kecurigaan yang mungkin belum sepenuhnya hilang dari benak orang-orang yang mengalami peristiwa tahun 2001 sehinnga pemerintah diingatkan kembali untuk tetap membantu masayarakat maluku membina perdamaian yang sudah tercipta. Supaya pemerintah tidak menutup mata bahwa masih ada yang harus dilakukan untuk memastikan perdamaian yang hakiki di ambon.
Wahai saudaraku di maluku,hentikanlah pertikaian itu. Jangan kau kotori tanganmu dengan lumuran darah yang tidak berdosa. Biarkanlah kebersamaan yang sudah mulai terajut tumbuh dan berkembang menjadi panutan bagi daerah lain. Biarkanlah senyum anak-anakmu terus menyala, jangan kau ganti dengan tangis dan dendam. Tidakkah kau rindu kedamaian seperti ciri khas masayarakat maluku? Biarkanlah yang berlalu tertinggal di masa lalu, menghilang bersama malam yang diganti oleh pagi. Biarkanlah kejadian pahit di masa lalu terhapus bersama debu yang dibawa angin.